Lawan Tuduhan Macron Siap Buktikan Tuduhan terhadap Istrinya Salah: Fakta, Tuduhan, dan Upaya Hukum
Agen Berita Pare Pare — Lawan Tuduhan bahwa Brigitte Macron, istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, terlahir sebagai laki-laki telah lama beredar di berbagai media sosial dan sumber konspirasi.
Tuduhan yang Beredar
Pada tahun 2021 muncul klaim bahwa Brigitte lahir dengan nama Jean‑Michel Trogneux, nama yang juga dimiliki oleh saudara kandungnya. Tuduhan itu menyebut Brigitte telah melakukan transisi
Influencer dari Amerika Serikat, Candace Owens, membuat serial video “Becoming Brigitte” yang menyebarkan tuduhan serupa.
Baca Juga: Gerindra Jateng Bangga Rohmat Marzuki Jadi Wamenhut
Macron dan Brigitte Ambil Tindakan Hukum
Emmanuel Macron dilaporkan menyewa detektif swasta untuk menyelidiki influencer yang menyebarkan tuduhan tersebut. Tujuannya adalah mengumpulkan bukti awal untuk dijadikan dasar gugatan pencemaran nama baik.
Pada Juli 2025, Macron dan Brigitte mengajukan gugatan hukum terhadap Candace Owens di Pengadilan Delaware, AS, atas tuduhan pencemaran nama baik.
Pengacara pihak Macron, Tom Clare, menyatakan bahwa mereka siap membawa bukti ilmiah dan foto-foto dokumenter — termasuk foto-foto dari periode kehamilan dan menyusui — guna membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan menyerang identitas pribadi Brigitte.
Lawan Tuduhan Kenapa Tuduhan Itu Jadi Isu Serius
Tuduhan semacam ini memiliki dampak signifikan terhadap reputasi pribadi dan publik. Dalam sistem hukum Prancis maupun AS, pencemaran nama baik adalah perbuatan serius, terutama bila dilakukan lewat media publik.
Teori konspirasi dan fitnah yang berkembang dapat merugikan secara psikologis dan sosial, tidak hanya bagi Brigitte, tapi juga bagi keluarga Macron serta citra presiden.
Tantangan dalam Proses Pembuktian
Bukti ilmiah dan dokumentasi seperti foto kehamilan atau masa menyusui akan menjadi elemen penting. Namun, validitas bukti akademiknya harus bisa diverifikasi.Standar hukum pencemaran nama baik di AS berbeda, tergantung yurisdiksi, dan beban pembuktian sering berada di pihak yang menuduh serta pihak yang dituduh harus menampilkan bukti yang kuat.
Tuduhan sudah tersebar luas, sehingga dampak publik sudah terjadi. Memulihkan reputasi setelah tuduhan viral sering kali memerlukan lebih dari sekadar bukti, tetapi juga cara komunikasi publik yang baik.
Lawan Tuduhan Kebenaran Versus Disinformasi
Sumber berita dan pemeriksa fakta telah mengidentifikasi bahwa tuduhan terhadap Brigitte Macron sebagai transgender adalah rumor atau teori konspirasi yang tidak berdasar.
Brigitte Macron sendiri telah menyatakan bahwa tuduhan tersebut merusak privasi dan silsilah keluarganya.
Kesimpulan
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte kini berada di garis depan pertarungan hukum dan reputasi. Dengan membawa bukti ke pengadilan, mereka ingin membuktikan bahwa tuduhan yang beredar adalah salah. Kasus ini juga menjadi sorotan bagaimana rumor dan teori konspirasi bisa menyebar sangat cepat di era digital, dan bagaimana hukum serta bukti nyata menjadi pemersatu dalam mencermati mana yang benar dan mana yang tidak.