, ,

Kronologi Karyawati di Parepare Dibunuh OB gegara Melawan Hendak Diperkosa

oleh -535 Dilihat

Pare Pare – Kronologi Karyawati di Parepare Dibunuh OB gegara Melawan Hendak Diperkosa, Sulawesi Selatan, melibatkan seorang karyawati showroom mobil dan seorang office boy (OB) yang menjadi pelaku.

Korban, seorang wanita berusia 41 tahun, diketahui bekerja sebagai karyawati di showroom mobil di Kecamatan Soreang, Parepare.

Kronologi Karyawati di Parepare Dibunuh OB gegara Melawan Hendak Diperkosa

Baca Juga:Penampakan Lautan Ojol Antar Jenazah Affan Kurniawan ke Peristirahatan Terakhir

Peristiwa tragis berlangsung pada dini hari Jumat, 22 Agustus 2025, di tempat kerja mereka.

Menurut informasi dari pihak kepolisian, pelaku adalah seorang pria berinisial KD, berusia 31 tahun, yang juga bekerja di tempat yang sama sebagai OB.
beritasatu.com

Berdasarkan pengakuan awal dari penyidik, KD berusaha melakukan tindakan pemerkosaan terhadap korban di lokasi kerja mereka.

Namun, korban menolak dan melakukan perlawanan, yang memicu aksi kekerasan dari pelaku.

Dalam upaya mempertahankan diri, korban berupaya menolak pelaku. Malangnya, perlawanan ini justru memancing pelaku melakukan tindakan sangat brutal.beritasatu.com

Posisi tubuh korban dan kondisi sekitar menunjukkan tingkat kekerasan yang luar biasa—menimbulkan kesan pembunuhan yang sangat sadis dan penuh emosi.

Usai penangkapan, penyidik mengonfirmasi bahwa motif utama pembunuhan adalah penolakan korban terhadap rencana pemerkosaan pelaku.
beritasatu.com

Polisi menyatakan bahwa kasus ini masih dalam tahap pendalaman untuk mengungkap motif mendasar pelaku, apakah semata dorongan seksual, kecemburuan, atau motivasi psikologis lain.
beritasatu.com

Pihak kepolisian terus mengumumkan informasi secara terbuka kepada publik untuk menjaga transparansi penyidikan dan mencegah spekulasi liar.

Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui informasi tambahan untuk segera melaporkan demi kelancaran proses hukum.

Polisi juga menghimbau masyarakat agar tidak menyebarkan foto atau video kejadian, apalagi konten sensitif, demi menghormati kesusilaan korban dan keluarganya.

Kasus ini menyerukan kehadiran Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) serta psikolog untuk mendampingi keluarga korban dalam proses pemulihan trauma.

Di kalangan pekerja perempuan, insiden ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya self‑defense, pelatihan tanggap darurat, dan penegakan SOP keamanan internal.

Peristiwa ini seolah menandai kegagalan sistem dalam melindungi pekerja yang rentan terhadap kekerasan, bahkan di lingkungan profesional.

Selama pemeriksaan, penyidik mungkin akan memeriksa apakah pelaku mendapat dukungan atau tekanan dari pihak lain untuk melakukan aksinya.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.