Ratusan Mahasiswa Untidar Magelang Berdemo, Tuntut Pemecatan Dosen Agroteknologi Siti Nurul – Rektor Dihadang di Parkiran Kampus
Magelang – Aksi unjuk rasa besar-besaran dilakukan oleh ratusan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa (25/6/2024). Massa yang didominasi mahasiswa Fakultas Pertanian ini mendesak pihak kampus untuk segera memecat salah satu dosen Agroteknologi, Siti Nurul, SP., M.Sc., yang diduga melakukan pelanggaran etik dan akademik. Aksi ini memuncak ketika para demonstran menghadang mobil Rektor Untidar di area parkir kampus, memaksa pihak rektorat memberikan respons tegas.
Aksi Massa: Mahasiswa Serukan Tuntutan di Depan Gedung Rektorat
Sejak pagi hari, ratusan mahasiswa telah berkumpul di halaman kampus dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan:
-
“Stop Kekerasan Akademik! Pecat Siti Nurul Sekarang Juga!”
-
“Kami Butuh Dosen Profesional, Bukan Pem-bully Mahasiswa!”
-
“Rektor Jangan Tutup Mata, Mahasiswa Bukan Target Bully!”
Aksi berlangsung tertib namun penuh tekanan. Beberapa perwakilan mahasiswa menyampaikan orasi yang mengungkapkan berbagai keluhan, termasuk tuduhan bahwa dosen tersebut kerap melakukan perilaku tidak profesional, memberikan nilai secara tidak adil, dan melakukan tekanan psikologis terhadap mahasiswa.
Pemicu Demo: Akumulasi Keluhan yang Tak Ditindaklanjuti
Menurut koordinator aksi, Andika Pratama (Ketua BEM Fakultas Pertanian), aksi ini merupakan puncak dari ketidakpuasan yang sudah berlangsung lama. “Sudah berkali-kami melapor ke prodi dan fakultas, tapi tidak ada tindakan tegas. Dosen ini masih mengajar seolah tidak terjadi apa-apa,” tegasnya.
Beberapa kasus yang diungkap mahasiswa meliputi:
-
Pemberian Nilai Sepihak Tanpa Transparansi – Beberapa mahasiswa mengaku diberi nilai E tanpa penjelasan rinci, padahal tugas telah dikerjakan sesuai standar.
-
Perilaku Merendahkan Mahasiswa – Dosen kerap menggunakan kata-kata kasar dan merendahkan di depan kelas.
-
Tuntutan Tugas Tidak Masuk Akal – Mahasiswa dipaksa mengerjakan proyek di luar kapasitas tanpa bimbingan memadai.

Baca juga: Omnibus Law : Antara Kemudahan Investasi dan Perlindungan Tenaga Kerja
Insiden Penghadangan Mobil Rektor Untidar
Ketegangan memuncak saat Rektor Untidar, Prof. Dr. Ir. Nur Qudus, M.Sc., hendak meninggalkan kampus. Massa mahasiswa bergerak ke area parkir dan menghalangi mobil rektor sambil meneriakkan tuntutan mereka.
Setelah negosiasi singkat, rektor akhirnya turun dan menyatakan akan membentuk tim investigasi independen untuk meninjau ulang kasus ini. “Kami akan memproses pengaduan ini secara transparan dan adil. Jika terbukti ada pelanggaran, sanksi tegas akan diberikan,” janjinya di hadapan massa.
Respons Jurusan & Dosen Terkait
Sementara itu, Dr. Agus Setiawan, Dekan Fakultas Pertanian, mengaku telah menerima beberapa pengaduan sebelumnya dan sedang memverifikasi kebenarannya. “Kami tidak menutup mata. Proses internal sedang berjalan,” ujarnya.
Siti Nurul sendiri belum memberikan pernyataan resmi. Beberapa sumber mengatakan ia sedang cuti sejak aksi mahasiswa mulai ramai diperbincangkan.
Dukungan dari Lembaga Kemahasiswaan & Alumni Untidar
Aksi ini mendapat dukungan luas, termasuk dari:
✔ Senat Mahasiswa Untidar – Mendesak rektorat bersikap tegas demi menjaga kredibilitas kampus.
✔ Alumni Agroteknologi – Beberapa mantan mahasiswa mengaku pernah mengalami hal serupa dan mendukung perjuangan adik-adik tingkatnya.
Tuntutan Mahasiswa
Selain pemecatan Siti Nurul, mahasiswa juga menuntut:
-
Revisi sistem penilaian yang lebih transparan.
-
Penyediaan saluran pengaduan yang responsif untuk kasus kekerasan akademik.
-
Pelatihan etika mengajar bagi seluruh dosen.
Apa Langkah Untidar Selanjutnya?
Pihak rektorat berjanji akan menggelar dialog terbuka dalam waktu dekat untuk mendengarkan semua pihak. Hasil investigasi tim independen diharapkan keluar dalam 2 minggu ke depan.
Kesimpulan
Demo besar-besaran ini menunjukkan bahwa mahasiswa Untidar tidak lagi mau diam melihat ketidakadilan di dunia akademik. Tekanan publik kini ada di pundak rektorat untuk mengambil keputusan tegas. Jika tidak direspons dengan serius, aksi lanjutan dikhawatirkan akan terjadi.
#MahasiswaBergerak #KampusBukanTempatBully #ReformasiPendidikan