pare pare – Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPR RI secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh dua anggotanya saat sidang berlangsung.
Permintaan maaf ini disampaikan langsung oleh Ketua Fraksi PDIP, Utut Adianto, dalam konferensi pers di Gedung DPR, Senin (1/9/2025).
Dalam pernyataannya, Utut mengakui bahwa tindakan kedua anggotanya telah mencoreng nama baik institusi DPR dan partai.
“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia. Apa yang terjadi bukanlah cerminan dari nilai-nilai yang kami pegang,” ujarnya.
Baca Juga : Wali Kota Parepare Tasming Hamid Motivasi Mahasiswa KKN Unhas Siapkan Diri untuk Masa Depan
Insiden tersebut menjadi viral di media sosial setelah potongan video menunjukkan keduanya saling memaki di ruang sidang.
Kejadian itu terjadi saat rapat pembahasan anggaran bersama kementerian mitra kerja, dan sempat membuat sidang diskors selama 30 menit.
Ketua rapat saat itu terpaksa menenangkan suasana dan meminta kedua anggota fraksi PDIP untuk meninggalkan ruangan.
Tindakan mereka mendapat kritik keras dari berbagai fraksi lain di DPR, serta dari masyarakat sipil dan akademisi.
Banyak pihak menilai perilaku tersebut tidak mencerminkan etika sebagai wakil rakyat yang seharusnya memberi teladan.
Menanggapi hal itu, Fraksi PDIP menyatakan telah memberikan teguran keras dan memanggil kedua kader untuk klarifikasi internal.
“Kami sudah panggil keduanya. Mereka sudah mengakui kesalahan dan menyatakan siap menerima sanksi dari partai,” ujar Utut.
Pihak DPP PDIP juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sikap dan kedisiplinan kadernya di parlemen.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut bahwa partai tidak akan mentolerir perilaku yang merusak citra politik kerakyatan.
“PDIP berdiri di atas semangat disiplin dan etika politik. Siapa pun yang menyimpang akan kami tindak tegas,” kata Hasto.
Kedua anggota yang berseteru telah menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada pimpinan DPR dan kepada fraksi mereka.
“Saya khilaf. Emosi saya tidak terkendali dan saya menyadari itu salah. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ujar RS.
